Sungguh.
Saat kau ingin berhijrah, kau sangat memerlukan sahabat yang mampu pimpin kau semakin dekat denganNYA.
Dengan siapa kita bersahabat, benar-benar mempengaruhi gaya hidup kita. Kerana sahabat merupakan cerminan diri kita.
Seperti sabda Rasulullah SAW yang bermaksud,
"Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau boleh membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, boleh jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)
Namun persoalannya,
"Bagaimana hendak tahu sama ada seseorang itu sahabat yang baik atau tidak?"
Ibnu Qudamah Al Maqdisi rahimahullah ade menjelaskan antara ciri-ciri sahabat yang baik, beliau berkata :
وفى جملة، فينبغى أن يكون فيمن تؤثر صحبته خمس خصال : أن يكون عاقلاً حسن الخلق غير فاسق ولا مبتدع ولا حريص على الدنيا
“ Secara umum, hendaknya orang yang engkau pilih menjadi sahabat memiliki lima sifat berikut : orang yang berakal, memiliki akhlak yang baik, bukan orang fasik, bukan ahli bid’ah, dan bukan orang yang rakus dengan dunia” (Mukhtasar Minhajul Qashidin 2/36).
MasyaAllah. Ayuh sama-sama kita re'check' semula, apakah ada ciri-ciri tersebut pada sahabat yang kita dampingi? Atau... Apakah ada ciri-ciri tersebut pada diri kita sendiri untuk menjadi seorang sahabat yang baik kepada sahabat kita ? Allahu..
Dan seandainya kita merasakan kita masih belum punya sahabat yang baik.... Doa, doa, dan teruslah berdoa kepada Allah, semoga Dia memberikan kita sahabat yang mampu meningkatkan lagi kecintaan kita terhadapNYA. Namun, andai sudah kita memiliki sahabat yang baik, jangan di abaikan pula sahabat lama yang mungkin kurang baik. Seharusnya, kita lah yang menjadi sahabat yang baik dan membimbing mereka mengingati Allah.
Andai kau melihat seseorang yang apabila melihatnya, lantas terus mengingatkan kau pada Allah, pegang dia utuh!
“Agama Seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927)
P/s : Sungguh. Berukhwah sesama jantina jauh lebih manis dan indah!!! ✨
Comments
Post a Comment